Mengenai Saya

Foto saya
ENTREPRENEUR. HARAM MANYARAH!, WAJA SAMPAI KAPUTING #WASAKA

Senin, 27 Januari 2020

SUSUNAN PEMERINTAHAN SIPIL PADA ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA DI KALIMANTAN PADA 1863 BANJARMASIN

SUSUNAN PEMERINTAHAN SIPIL PADA ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA DI KALIMANTAN PADA 1863
BANJARMASIN




Pada zaman dahulu penjajah Belanda disebut dengan Kompeni Walanda (Belanda) – semenjak pemerintahan Belanda berhasil menancapkan kakinya di Kalimantan dan dibubarkannya Kerajaan Banjar 11 Juni 1860 – yang kapan-kapan akan kita share kisahnya, maka Pemerintahan Kompeni di Banjarmasin dibagi dalam dua bagian:

PEMERINTAHAN PUSAT dan PEMERINTAHAN DAERAH.
Pada Pemerintahan Pusat dibentuklah DEWAN PENGADILAN yang mempunyai 8 orang anggota, yang terdiri atas orang Melayu (Banjar), Dayak, Arab dan Tionghoa dan tentunya 1 Presiden orang Belanda.

Susunan Dewan selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Kolonel E.C.F Happe (Presiden)
2. Pangeran Sjarif Husin bin Muhammad Bahrun (Anggota)
3. Kiai Ronggo Tanu Karsa (Anggota)
4. Sayyid Idrus bin Hasan Alhabsyi (Kepala Arab)
5. Hadji Isa bin Ta’al (Temenggong Dayak Laksamana)
6. The Tjin Yang (Kapitan Tionghoa)
7. Teng Kim Guan (Letnan Tionghoa)
8. U Pik Lim (Anggota)
9. Lie Bun Kim
0. Pangeran Suria Winata (Hop Djaksa)
11. Hadji Muhammad Amin (Hop Penghulu)
2. K.W. Tiedtke (Gripir)
3. J.F.L. Wolf (Derwader)

Sedangkan Pemerintahan Daerah berkedudukan dikampung KUIN – Sungai Miai. Kepala yang menjalankam pemerintahan seorang Asisten Residen J. Faes, yang dibantu oleh:
Kontelir O.M. de Munnick
Ronggo Temenggong Tanu Karsa
Mufti Hadji Muhammad Amin (Kubah Benua Anyar)
Penghulu Hadji Muhammad Abu Sohot
Poshodar M. Rozenboom
Wk. Poshodar di Mantuil – F. Serquet

MARTAPURA
Untuk Pemerintahan jajahan bagian sipil dimulai dalam tahun 1865 tanggal 19 Juli. Susunan Pemerintahan adalah sebagai berikut:
•Kapitan C.J. Meyer – Kepala Militer & Sipil
•B.J Suringa – Pembantu bagian sipil
•Pangeran Djaja Pemenang – Regen
•Raden Rastan – Djaksa
•Hadji Muhamad Chalid – Mufti
•Kiai Suta Marta – Kepala Distrik
•Hadji Machmood – Penghulu

Daerah yang termasuk dalam daerah Martapura: Riam Kiwa, Riam Kanan (Karang Intan), Margasari dan Benua Empat (Rantau).
Riam Kiwa dan Riam Kanan dibawah kekuasaan Kontelit Van der Stok dan dibantu oleh:
•Kiai Suta Leksana – Kepala Distrik Riam Kiwa
•Kiai Kadir – Kepala Distrik Riam Kanan
•Hadji Muhamad Ali – Kepala Distrik Riam Kiwa
•Hadji Yahya – Kepala Distrik Riam Kanan
Margasari dan Benua Empat dibawah kekuasaan Kontelite J. Meyer dan dibantu oleh:
•Kiai Duhusin – Kepala Distrik Mergasari
•Andin Njamat – Kepala Distrik Banua Ampat
•Hadji Abdul Wahid – Pengulu Mergasari
D.C.B Scheffer – Kepala Tjukai Mergasari

AMUNTAI
Susunan Pemerintahan sipil dimulai tanggal 21 Maret 1865. Yang masuk dalam daerah Amuntai adalah Alai, Amandit, Tabalong dan Kalua. Sebagai kepala pemerintahan seluruhnya adalah Asisstent – Residen K.W. Tiedtke dan dibantu oleh:
Kiai Temenggung Djaja Negara – Regen Amuntai
•Mas Retna Kasuma – Djaksa Amuntai
•Hadji Muhamad Thalib – Mufti Amuntai
•Kiai Warga Kasuma – Kepala Distriik Amuntai
•Hadji Syafihudin – Penghulu Amuntai
•Kiai Suta Sani – Kepala Distrik Nagara
•Hadji Djahidin – Penghulu Nagara
•Kiai Raden Mas Wira Yuda – Kepala Distrik Balangan
•Tuan Balundi – Penghulu Balangan
Alai dan Amandit dibawah kekuasaan Konselir K.van der Heyden dibantu oleh:
•Kiai Demang Mangun Yuda – Kepala Distrik Tabalong
•Hadji Panduh – Penghulu Tabalong
•Kiai Taher – Kepala Distrik Kalua
•Hadji Abdul Madjid – Penghulu Kalua
Keluarga di Barabai

BAKUMPAI
Daerah ini dibawah kekuasaan Letnan F.M Verspyck sebagai Sipil Gesahebar, dibantu oleh:
•Kiai Demang – Kepala Distri Marabahan
•Temenggong Djaja Karsa – Kepala Distrik Dusun Hilir (Buntok)
•Kiai Rangga Niti – Kepala Disttrik Dusun Ulu (Muara Teweh)

DAERAH KALIMANTAN SELATAN
Susunan pemerintahan sipil didaerah Selatan dimulai dalam tahun 1865 dibawah kekuasaan Letnan P.J Meyboom sebagai Gesahebar dibantu oleh :
Kepala-kepala suku di Sampit.
Kepala-kepala distrik di Mentaya, Tjempaga, Kwayan, Pembuang, Sambulu, Sarayan, Mandawai, dan Katingan.
•Pangeran Paku Sukma Negara, wakil Radja Kotawaringin (sementara Radja Muda, •Pangeran Tengah belum cukup umur untuk dinobatkan menjadi raja Kotawaringin).
•Pangeran Sjarif Usman bin Hassan Alhabsyi, sebagai Pangeran Bendahara di Kumai.

DAJAK BESAR (Dayak Besar)
Susunan Pemerintahan sipil didaerah Dajak Besar dimulai dalam tahun 1863 dibawah kekuasaan Letnan LJ. Blok sebagai Gesaheber. Tempat kedudukan Pemerintahan Sipil Dayak Besar ada di Pangkuh, di muara Sungai Parambingin dan Sungai Kahajan.
•Raden Singa Pati – Kepala Suku di Kahajan Illir
•Temanggung Sura – Kepala Distrik Kahajan Tengah
•Temenggong Matjan Gunung- Kepala Suku di Kahajan Ulu
•Matranum – Kepala Suku di Tekong
•Demang Kertapati – Kepala Suku di Tumbang Hakari
•Demang Sang Kurang – Kepala Suku di Betang
•Kiai Nusa – Kepala Suku di Sungai Riang
•Dambong – Kepala Suku di Tewah
•Kanapi – Kepala Suku di Tumbang Karueng
•Sontan – Kepala Suku di Hanoga

DAJAK KETJIL (Dayak Kecil)
Dalam tahun 1863 mulai diadakan Pemerintahan sipil di Kwala Kapuas (Kuala Kapuas) dibawah kekuasaan Letnan L.J.F.E von Ende dan dibantu oleh:
Temenggung Djaja Negara – Kepala Distrik Kwala Kapuas
Temenggung Singa Djaja – Kepala Distrik Kapuas Tengah

DAERAH KALIMANTAN TIMUR DAN TENGGARA
Pemerintahan sipil di daerah Kalimantan Timur- Tenggara dibawah kekuasaan Asisstent – Residen G.H Dahmen di Kutai (Samarinda).
Pemerintahan swapradja dikuasai oleh:
•Pangeran Abdul Kadir – Kepala di Pulau Laut
•Pangeran Sjarif Hamid – Kepala di Batu Litjin
•Pangeran Mangku – Kepala di Sampanahan
•Pangeran Sjarif Ali – Kepala di Sabamban
•Pangeran Muda Muhammad Arifbilah – Kepala di Tjengal dan Manunggal
Note: Kiai bagi masyarakat Banjar/Kalimantan adalah gelar bagi kepala distrik (di Jawa disebut wedana), bukan ulama. Gelar ini berasal dari nama jabatan menteri pada Kerajaan Banjar. Pemerintah Hindia Belanda lalu mengalihkan nama ini untuk nama jabatan kepala distrik untuk wilayah Kalimantan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOPIAH JANGANG KHAS BANJAR ZAMAN DAHULU HANYA DI PAKAI OLEH TUAN GURU DAN ALIM ULAMA

KOPIAH JANGANG KHAS BANJAR ZAMAN DAHULU HANYA DI PAKAI OLEH TUAN GURU DAN ALIM ULAMA Proses pembuatan kopiah jangang ini tergolong rum...